Jumat, 15 Maret 2013

Macam-Macam Bakteri


a)    Bakteri fotoautotrof
Bakteri fotoautotrof menggunakan energi cahaya untuk mensintesis senyawa organik yang diperlukan melalui proses fotosintesis. Bakteri ini mempunyai klorofil yang disebut bakterioklorofil. Contohnya adalah bakteri sulfur hijau, bakteri sulfur ungu, dan bakteri nonsulfur ungu. Proses fotosintesis pada bakteri dilakukan secara anaerobik dan tidak dihasilkan oksigen.
b)    Bakteri Kemoautotrof
Bakteri kemoautotrof menggunakan energi kimia dari oksidasi molekul organik untuk menyusun makanannya. Molekul organik yang dapat digunakan oleh bakteri kemoautotrof adalah senyawa nitrogen, belerang, dan besi, atau oksidasi gas hidrogen. Dalam prosesnya bakteri ini membutuhkan oksigen. Contohnya adalah bakteri besi, bakteri belerang, dan bakteri nitrogen.
2) Bakteri heterotrof, yaitu bakteri yang hidupnya bergantung kepada organisme lain dalam hal pemenuhan zat organik sebagai sumber karbon (C) yang diperlukannya.
     Bakteri heterotrof dibedakan menjadi tiga :
a)       Bakteri saprofit yaitu bakteri yang hidup dari zat-zat organik yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup atau sampah.
b)      Bakteri parasit, yaitu bakteri yang hidupnya di dalam tubuh makhluk hidup lain atau bahan-bahan dari tubuh inangnya. Di antara bakteri yang parasit ada yang dapat hidup sebagai saprofit, bakteri yang demikian disebut parasit fakultatif. Bakteri farasit yang hanya dapat hidup mutlak sebagai parasit dinamakan parasit obligat. Contoh: Famili Spirochaefaceae (parasit dalam usus moluska bercabang dua) dan famili Treponemataceae (parasit pada vetebrata)
c)       Bakteri Patogen
Bakteri Patogen adalah bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada hospes atau inang yang dihinggapi.
Contohnya antara lain:
1.       Parasit pada Manusia, Misalnya:
-          Salmonella thyphosa, menyebabkan penyakit tifus.
-          Vibrio comma, menyebabkan penyakit kolera.
-          Clostridium tetani, menyebabkan penyakit tetanus.
2.       Parasit pada tumbuhan, misalnya:
-          Psedomonas cattleyae, merupakan penyebab penyakit pada anggrek.
-          P. Solanacearum, merupakan penyebab penyakit pada pisang.
3.       Parasit pada hewan (ternak), misalnya:
-          Bacillus anthracis, penyebab penyakit antraks pada ternak.
-          Mycobacterium bovis, penyebab penyakit kuku dan mulut pada sapi.
-          M. Avium, penyebab penyakit pada unggas.
d)       Bakteri apatogen
Bakteri apatogen adalah bakteri yang tidak menimbulkan penyakit pada inangnya, contoh: Escherichia dan Streptomyces griseus. Namun meskipun E. Coli dapat menyebabkan diare melalui dua mekanisme, yaitu
(1)     Memproduksi enterotoksin yang secara tidak langsung menyebabkan hilangnya cairan tubuh manusia
(2)     Bakteri menembus batas epitelium dinding usus sehingga menyebabkan peradangan usus dan hilangnya cairan tubuh.
5) Pengaruh Lingkungan Terhadap Bakteri
a)       Oksigen
Reaksi biokimiawi dalam proses metabolisme memerlukan energi yang dihasilkan melalui  memerlukan oksigen.
Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, bakteri dibedakan jadi tiga kelompok.
1)       Bakteri aerob obligat
Bakteri aerobobligat memerlukan oksigen bebas dalam proses respirasi. Bakteri ini hanya dapat tumbuh ditempat yang cukup tersedia oksigen. Oksigen diperlukan untuk memecah bahan organik (zat makanan) sehingga diperoleh energi. Bakteri jenis ini menyukai tempat hidup yang dapat berhubungan dengan udara bebas.
Contohnya adalah Bacillus substilis, Pseudomonas aeruginosa, Mycobacterium tuberculosis, dan Thiobacillus ferooxidans.
2)       Bakteri anaerob obligat
Bakteri anaerob obligat tidak memerlukan oksigen bebas untuk melangsungkan proses respirasi. Bakteri ini hanya dapat tumbuh ditempat yang tidak mengandung oksigen bebas. Untuk respirasinya, bakteri jenis ini mempunyai enzim tertentu yang spesifik guna memecah bahan organik (menghasilkan energi) dalam keadaan anareob. Contoh bakteri anareob obligat adalah Clostridium tetani, Methanobacterium, dan Bakteroides
3)       Bakteri anaerob fakultatif
Bakteri anaerob fakultatif dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan dengan konsentrasi oksigen yang rendah. Oksigen tidak diperlukan dalam pembentukan energi, tetapi dapat memacu proses metabolisme, sehingga keberadaan sedikit oksigen mengakibatkan proses respirasi lebih efesien dibandingkan keadaan anaerob. Contohnya adalah Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, dan Staphylococcus.
b)      Suhu atau tempratur
Berdasarkan kisaran tempratur aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:
1)       Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang dapat hidup pada daerah tempratur 0o – 30oC, dengan tempratur optimum 15oC. Contohnya Pseudomonas.
2)       Bakteri misofil, yaitu bakteri yang hidup didaerah tempratur 15oC – 55oC, dengan tempratur optimum 25oC – 40oC. Contohnya semua jenis bakteri yang bersifat patogen pada hewan.
3)       Bakteri termofil, yaitu bakteri dapat hidup didaerah tempratur tinggi 40oC – 75oC, dengan tempratur optimum 25oC – 40oC. Contohnya Sulfolobus acidocaldarius.
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93oC – 94oC. Sekarang bakteri termofil termasuk kelompok Archaebacteria.
c)       Kelembapan
Pada umumnya, bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan atau pengeringan.
d)      Tekanan Osmosis
Sel bakteri mempunyai tekanan osmosis tertentu, sehingga menghendaki lingkungan yang tekanan osmosisnya sama dengan takanan osmosis sel (istonosis).
e)       Radiasi Cahaya
Pada umumnya radiasi cahaya menyebabkan kerusakan pada bakteri nonfotosinetik. Cahaya dengan panjang gelombang yang pendek jika dipaparkan pada bakteri akan menyebabkan ionisasi komponen sel yang dapat berakibat pada kematian. Oleh karena itu energi radiasi dari sinar X, sinar gamma, dan sinar ultraviolet banyak digunakan untuk sterilisasi bahan makanan
f)        Senyawa Kimia
Beberapa bahan kimia seperti antibiotik dan desinfektan dapat merusak dan mematikan sel bakteri, sehingga keberadaan bahan kimia dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar