Jumat, 15 Maret 2013

AQIDAH ISLAM


A.      IMAN, ISLAM, DAN IHSAN
1.       Iman
Dari segi bahasa iman berarti percaya.
Iman itu terdiri atas tiga tingkatan:
a.       Tingkatan mengenal. Pada tingkatan pertama ini seseorang baru mengenal sesuatu yang diimani.
b.      Tingkatan kesadaran. Pada tingkat kedua iman seseorang sudah lebih tinggi, karena sesuatu yang diimani didasari oleh alasan-alasan tertentu.
c.       Tingkat haqqul yaqin. Tingkat ini adalah tingkatan iman yang tertinggi. Seseorang mengimani sesuatu tidak hanya mengetahui dengan alasan-alasan tertentu, tetapi dibarengi dengan ketaatan dan berserah diri kepada Allah.
2.       Islam
Kata Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu : Islam, yuslim, Aslama
Yang artinya adalah Patuh, tunduk, menyerahkan diri, selamat.
       Sedangkan menurut istilah, Islam yaitu agama yang mengajarkan agar manusia berserah diri dan tunduk sepenuhnya kepada Allah.
       Yang dimaksud dengan tunduk atau berserah diri adalah mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan_Nya.
Rasulullah saw. Bersabda, yang artinya sbb:
Artinya:
        “Islam itu ialah engkau menyembah Allah (menghambakan diri kepada_Nya, Dia sendiri saja), tiada engkau persekutukan Dia dengan suatu yang lain, engkau dirikan sembahyang, engkau keluarkan zakat yang difrdhukan, dan engkau tunaikan ibadah haji jika engkau sanggup pergi ke Baitullah.”
                             (HR.Bukhari)
·         Seseorang yang tunduk dan berserah diri kepada Allah disebut muslim. Seseorang yang betul-betul muslim, hidup dan matinya hanya semata-mata mencari keridhaan Allah. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, surah Al-An’am ayat 162, yang artinya adalah:
     
 “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.”

3.       Ihsan
Ihsan artinya berbuat baik. Berasal dari bahasa Arab: Ahsana, Yuhsin, Ihsana
Ihsan menurut istilah adalah berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah swt. Dengan dilandasi kesadaran  dan keikhlasan.
Berbakti kepada Allah yakni berbuat sesuatu yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri, sesama manusia, maupun untuk makhluk lainnya. Semua perbuatan itu dilakukan semata-mata karena Allah, seolah-olah orang yang melakukan perbuatan itu sedang berhadapan dengan Allah.
Dalam sebuah hadits, rasulullah menerangkan yang artinya:
“Bahwa engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat_Nya, tetapi jika engkau tidak melihat_Nya, Dia pasti melihat engkau.”
                      Ihsan ada empat macam, yaitu:
a.       Ihsan terhadap Allah, yakni mengerjakan segala perintah_Nya, dan menjauhi segala larangan_Nya.
b.      Ihsan terhadap diri sendiri, yakni mengerjakan segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan menghindari semua perbuata yang mendatangkan kecelakaan atau kerugian kepada diri sendiri.
c.       Ihsan terhadap sesama manusia, yakni berbuat baik kepada saudara berdasar keturunan, saudara tetangga, kerabat, ataupun seagama. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 36, yang artinya adalah :

Artinya:
“. . . Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”

d.      Ihsan terhadap makhluk lain (alam lingkungan), yakni berbuat baik atau memelihara alam lingkungan agar tetap lestari dan tidak punah.

4.       Hubungan dan Perbedaan antara Iman, Islam, dan Ihsan
Hubungan antara iman, Islam dan ihsan bagaikan segitiga sama sisi. Hubungan antara sisi yang satu dan sisi yang lainnya sangat erat. Jadi orang yang takwa ibarat segitiga sama sisi, yang sisi-sisinya terdiri dari iman, Islam dan Ihsan. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk jika ketiga sisinya tidak saling mengait.
Islam merupakan sikap untuk berbuat atau beramal. Ihsan merupakan pernyataan dalam bentuk tindakan nyata. Ihsan merupakan ukuran tipis tebalnya iman dan Islam seseorang.
5.       Rukun Iman
Rukun Iman ada 6 perkara:
a.       Iman kepada Allah
b.      Iman kepada para Malaikat
c.       Iman kepada kitab-kitab Allah
d.      Iman kepada para Rasul Allah
e.      Iman kepada hari kiamat (hari akhir)
f.        Iman kepada qadha dan qadar Allah

6.       Hal-hal lain yang juga harus diimani
a.       Ruhaniyat (spiritual), yaitu yang berhubungan dengan makhluk gaib, seperti adanya roh yang terdapat pada jasad manusia, adanya jin dan setan.
b.      Ketuhanan, yaitu yang berhubungan dengan nama, sifat, kudrat atau kekuasaan Allah, misalnya Allah memperjalankan Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.
c.       Kenabian/kerasulan, yang menyangkut sifat-sifat dan kesucian para nabi, yaitu tentang orang-orang yang memiliki ketakwaan yang sangat mendalam di luar kebiasaan manusia pada umumnya. Orang-orang tersebut dinamakan Wali Allah.
d.      Sam’iyat, yaitu hala-hal yang berhubungan dengan alam ghaib, seperti alam barzah, padang mahsyar, siksa kubur, nikmat kubur, tanda hari kiamat, dan hidup sesudah mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar